Situs Judi Online

Cerita Terbaru

Cerita Sex Ku Nikmatnya Jadi Budak Nafsu Tante Fera



Saya termenung di kamar apartemen saya, lagi-lagi saya membayangkan tentang kisah hidup saya, saya yang berasal dari desa sekarang dapat menikmati kehidupan mewah di kota besar seperti Jakarta. Dengan berbagai fasilitas yang sangat memadai sehingga saya bahkan dapat melanjutkan studi di kota ini, walaupun pergi ke kota ini saya ingin berniat bekerja untuk dapat membayar hidup saya.

Tetapi sekarang saya tidak perlu bekerja keras walaupun saya boleh belajar sains juga. Tetapi entah bagaimana hidup saya akan menjadi seperti ini kerana di satu pihak saya benar-benar ingin menikmati kehidupan seperti ini tetapi sebaliknya saya mahu memecah nafsu seorang wanita dewasa yang telah memelihara saya selama hampir 5 tahun.

Karena setiap bibi Fera membutuhkanku segera, aku harus berada di sebelahnya. Dan saya tidak bisa berhubungan dengan wanita lain kalau tidak dia akan mengancam untuk menuntut semua yang telah dia berikan kepada saya. Dia biasa memanggilku "Manis" setiap kali aku berjalan bersamaku walaupun aku bernama Fandi tapi aku hanya bisa menuruti dan membiarkan keinginannya.


Meskipun di kampus aku menaruh hatiku pada seorang gadis yang masih satu arah denganku. Tapi aku tidak bisa menembaknya sampai sekarang karena aku khawatir bahwa sampai Bibi Fera tahu dan akan mengancam Dina, gadis yang aku suka itu. Mau tidak mau aku hanya bisa melihat dan memandang Dina dari kejauhan dan dia sudah tahu kalau aku menyukainya.

Bahkan teman-teman kampus saya tahu segalanya dan mereka memaksa saya untuk segera mengungkapkan cinta kepadanya. Tetapi saya masih takut pada Bibi Fera yang telah banyak berkorban untuk saya, dia memberi saya semua kebutuhan saya serta untuk kebutuhan keluarga saya di desa yang mengira saya bekerja di kota ini tetapi karena saya bertemu bibi Fera nasib saya dapat berubah.

Seperti hari ini ketika aku berada di kampus, Bibi Fera memanggilku dan berkata kepadaku segera untuk menemuinya di hotel bintang. Dan memang sudah menjadi tempat biasa kami melakukan hubungan intim seperti dalam cerita orang dewasa, saya akan langsung pergi ke hotel yang ia panggil setelah ceramah selesai dan saya meninggalkan Vino teman saya yang mengatakan saya ingin mengendarai mobil saya.


Saya sedang terburu-buru dan ketika saya tiba di tempat parkir saya melihat Dina yang juga melirik saya. Tapi aku pura-pura tidak melihatnya di sana, aku langsung mengendarai mobilku untuk segera tiba di hotel yang sedang menunggu Bibi Fera di dalamnya, dengan perjalanan sekitar lima belas menit maka aku akan sampai di sana dan aku langsung pergi ke kamar yang diperintahkan.

Begitu saya membuka pintu kamar saya bisa melihat Bibi Fera sudah berbaring di ranjangnya secara seksual "Ayo bibi sayang sudah pingin cepat ... cepat .." Aku mendekat dan segera mendaratkan ciumannya di bibirku sementara tangannya melingkar di leher saya dengan cinta, saya akan memberikan kehangatan yang dia inginkan dari saya.

Perlahan aku melepas pakaian Bibi Fera dan juga dia yang dengan santai membuka bajuku sambil terus membelai tubuhku. Saya hanya bisa melakukan apa yang dia inginkan sekarang tubuh saya tidak lagi mengenakan pakaian karena akan segera melakukan adegan seperti dalam cerita orang dewasa. Aku dengan lembut meletakkan penisku di kemaluannya yang masih kering, kurasa.


Akhirnya aku akan mencabut kembali dan melakukan oral seks dengannya, aku turun untuk berada di depan vagina bibi Fera lalu aku hancurkan klitorisnya di tengah vaginanya "Ooouuuugggghhhh ... aaaaaaaagghhhh manis .. hati. Ayo cintai aaaaaaaggggggghhhhhhhh Dia memindahkan pantatnya perlahan dan lebih liar juga mulutku di vaginanya.

Ketika Bibi Fera menghela nafas beberapa kali aku menambahkan jariku untuk memasukkan vaginanya, dia mengerang lagi dan menikmati memainkan jari-jariku dan juga lidahku. "" Dia mengatakan itu membuat saya menjadi lebih antusias sampai akhirnya saya mulai tidak berdiri juga.

Saya juga merangkak kembali ke tubuh Bibi Fera dan saya menempatkan penis saya di lubang vaginanya. Saat itulah aku segera menggoyangkan pinggulnya dan kudengar dia bisa menghela nafas, “OOouuugghhh. Oooouuuuggghhhh ooooouuuuggghhh. Aaaaaaaggggghhhh aaaaaaagggghhhhhhhh.


saat itulah saya memindahkan pantat saya lebih cepat seperti pemain cerita dewasa, saya mengalahkan penis saya lebih dalam. Sampai aku merasa penisku begitu hangat dan seolah-olah tidak kuat lagi menahan sesuatu yang akan keluar darinya "Ooouuugghh. Ayolah, aku aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh menumpahkan lendir hangat pada vagina bibi Fera.

Dia juga terlihat puas karena dia bangun dan membersihkan sperma yang tumpah dengan mulutnya. Bahkan matanya masih tampak bersemangat untuk kembali melakukan adegan-adegan seperti dalam cerita dewasa, saya akan berpegang padanya karena sepertinya dia akan memulai dari awal lagi. Bibi Fera merangkak dan kembali untuk menghisap penisku, yang baru saja menjadi lemah.



Tidak ada komentar